A.
Mari Renungkan
Sering melihat di tengah-tengah masyarakat, seseorang yang ketika
diberi kepercayaan oleh orang lain, lalu mengkhianati amanah tersebut.
Ketika diberikan kepercayaan untuk menjadi ketua panitia, ia tidak
menjalankannya dengan maksimal. Ketika diberikan kepercayaan untuk mengelola
uang, ia menyalahgunakannya untuk kepentingan lain. Masih banyak lagi
perilakuperilaku tidak amanah yang sering kita lihat di masyarakat.
Akibat dari perilaku tersebut, banyak pihak-pihak yang dirugikan. Kita sering
pula menyaksikan perilaku orang yang tidak konsisten (istiqamah) dalam
melakukan kegiatan. Ketika ditugasi oleh guru, orang tersebut tidak menyelesaikannya.
Hal lain, misalnya, melalaikan kewajiban sebagai seorang muslim seperti £alat
tepat waktu. Perilaku tidak konsisten ini juga akan merugikan si pelaku.
Ada ungkapan:“siapa giat pasti dapat”. Ungkapan ini mengisyaratkan agar kita
selalu istiqamah dalam mengerjakan sesuatu. Yakinkah kalian bahwa orang
yang giat pasti dapat? Buktikan kalau kalian hebat!
B.
Mari Berperilaku Jujur
Jujur
adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya. Apa
yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah
yang sebenarnya. Kejujuran sangat erat kaitannya dengan hati nurani. Kata hati
nurani adalah sesuatu yang murni dan suci. Hati nurani selalu mengajak kita
kepada kebaikan dan kejujuran. Namun, kadang, kita enggan mengikuti hati
nurani. Bila kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai hati nurani, maka itulah
yang disebut dusta. Apabila kita katakan sesuatu yang tidak sesuai dengan
kenyataan, itulah yang dinamakan bohong. Dusta atau bohong merupakan lawan kata
jujur. Mengapa kita harus jujur? Jujur itu penting. Berani jujur itu hebat.
Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan
seimbang. Agar tidak ada yang dirugikan, dizalimi dan dicurangi, kita harus
jujur. Jadi, untuk kehidupan yang lebih baik kuncinya adalah kejujuran. Hal ini
sesuai dengan sabda Nabi: “Dari Abdullah ibn Mas’ud r.a., Rasulullah saw.
bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan
itu membawa ke surga...” (H.R. Bukhari). Ada ungkapan yang mengatakan bahwa
“kejujuran itu mahal”. Ya, kejujuran memang sangat mahal karena berkata jujur
itu terkadang sangat berat. Akan tetapi, agar dapat dipercaya orang, kita harus
jujur. Rasulullah saw. telah memberi contoh nyata kepada kita. Pada masa
jahiliyah sangat sulit mencari orang yang jujur.
C.
Mari Berperilaku Amanah
1.
Apakah Amanah itu?
Amanah artinya
terpercaya (dapat dipercaya). Amanah juga berarti pesan yang dititipkan
dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan
oleh setiap orang adalah hak-hak Allah Swt., seperti shalat , zakat,
puasa, berbuat baik kepada sesama, dan yang lainnya. Amanah berkaitan
erat dengan tanggung jawab. Orang yang menjaga amanah biasanya disebut
orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang tidak menjaga amanah disebut
orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
menjaga amanah itu penting. Kalau kalian setuju dengan pernyataan ini,
mulai sekarang kalian harus berlatih untuk menjaga amanah. Kalian harus
berlatih untuk bertanggung jawab. Untuk berlatih tidak sulit. Mulailah dari
menjaga amanah yang kecil-kecil, seperti bertanggung jawab saat piket
kebersihan. Kalian belajar dan sekolah dengan sungguh-sungguh. Itu juga bagian
dari menjaga amanah. Melaksanakan ibadah shalat juga bagian dari
menjaga amanah dari Allah Swt. Ternyata, tanpa disadari kalian sudah
mulai berlatih menjaga amanah. Siapa tahu kelak di antara kalian ada
yang mendapat amanah untuk menjadi seorang pemimpin. Jika kalian
berlatih mulai dari sekarang, pada saat menjadi pemimpin tentu tidak sulit
untuk menjaga amanah. “Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah saw.
bersabda:“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung
jawaban atas kepemimpinannnya. Seorangn kepala negara adalah pemimpin
dan akan diminta pertanggung jawaban perihal rakyat yang dipimpinnya...”
(H.R. Bukhari dan Muslim) Nah, sekarang saatnya kalian mengetahui
macam-macam bentuk amanah. Amanah itu dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
a. Amanah terhadap
Allah Swt. Am±nah ini berupa ketaatan akan segala perintah dan menjauhi
segala larangan-Nya. Allah swt. berfirman: ”Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga)
janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu mengetahui.”.(Q.S. al-Anfal/8:27). Contoh amanah kepada
Allah Swt., yaitu menjalankan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua
yang dilarangnya. Bukankah kita diciptakan oleh Allah Swt. Untuk mengabdi
kepada-Nya? Orang yang mengabdi kepada-Nya berarti telah memenuhi amanah-
Nya. Orang yang tidak mengabdi kepada-Nya berarti telah mengingkari amanah-Nya.
b. Amanah terhadap
sesama manusia. Amanah ini meliputi hak-hak antarsesama manusia.
Misalnya, ketika dititipi pesan atau barang, maka kita harus
menyampaikannya kepada yang berhak. Allah Swt. berfirman:
“Sesungguhnya Allah Swt. menyuruh kamu untuk menyampaikan amanah kepada
yang berhak menerimanya...”.(Q.S. an-Nisa’/4:58)
c. Amanah terhadap
diri sendiri. Am±nah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan segenap
kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan
diri. Allah Swt. berfirman: “Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara
amanat-amanat dan janjinya”(Q.S. al-Mu’minμn/23:8)
2. Hikmah Perilaku Amanah
Orang
yang berbuat baik kepada orang lain, sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada
diri sendiri. Begitu juga sikap amanah memiliki dampak positif bagi diri
sendiri. Di antara hikmah amanah adalah sebagai berikut.
a.
Dipercaya orang lain, ini merupakan modal yang sangat berharga dalam menjalin
hubungan atau berinteraksi antara sesama manusia.
b.
Mendapatkan simpati dari semua pihak, baik kawan maupun lawan.
c.
Hidupnya akan sukses dan dimudahkan oleh Allah Swt.
3. Perilaku Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku
am±nah dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan melalui
kegiatankegiatan sebagai berikut.
a.
Menjaga titipan dan mengembalikannya seperti keadaan semula. Apabila kita
dititipi sesuatu oleh orang lain, misalnya barang berharga, emas, rumah, atau
barang-barang lainnya, maka kita harus menjaganya dengan baik. Pada saat barang
titipan tersebut diambil oleh pemiliknya, kita harus mengembalikannya seperti
semula.
b.
Menjaga rahasia. Apabila kita dipercaya untuk menjaga rahasia, baik itu rahasia
pribadi, rahasia keluarga, rahasia organisasi, atau rahasia negara, maka kita
wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang lain.
c.
Tidak menyalahgunakan jabatan. Jabatan adalah am±nah yang wajib dijaga.
Apabila kita diberi jabatan apapun bentuknya, maka kita harus menjaga am±nah
tersebut. Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan
pribadi,
keluarga, atau kelompok termasuk perbuatan yang melanggar am±nah.
d. Memelihara semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt.
berupa umur, kesehatan, harta benda, ilmu, dan sebagainya. Semua nikmat yang
diberikan oleh Allah Swt. kepada umat manusia adalah am±nah yang harus
dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
D.
Mari Berperilaku Istiq±mah
1. Pengertian
Istiq±mah
Istiq±mah
berarti sikap kukuh pada
pendirian dan konsekuen dalam tindakan. Dalam makna yang luas, istiq±mah adalah
sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan
dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Seseorang yang mempunyai sifat istiq±mah bagaikan batu karang yang
berada di tengah-tengah lautan yang tidak tergeser sedikit pun, meskipun
dihantam oleh gelombang yang sangat besar. Istiq±mah terwujud karena
adanya keyakinan akan kebenaran dan siap menanggung risiko. Sikap ini wajib
dimiliki setiap muslim, termasuk kita sebagai pelajar. Istiq±mah dapat
membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku yangn sesuai dengan ajaran
Islam. Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memberikan contoh yang baik
kepada siapa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar “Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah,
kemudian mereka tetap istiqmah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka
tidak (pula) bersedih hati”. (Q.S. al-
Ahq±f/46:13)
Ayat di atas
menjelaskan sikap orang-orang istiq±mah, yaitu menepati dan mengikuti
garis-garis yang telah ditentukan oleh agama, menjalankan semua perintah Allah
Swt. dan meninggalkan semua larangan-Nya. Orang yang semacam itu tidak perlu
khawatir terhadap diri mereka di hari kiamat karena Allah Swt. Menjamin
keselamatan mereka.
2. Hikmah Perilaku
Istiq±mah
Di antara hikmah perilaku istiq±mah adalah sebagai berikut.
a.
Orang yang istiq±mah akan dijauhkan oleh Allah Swt. dari rasa takut dan
sedih sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut dibawa
kesedihan dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.
b.
Orang yang istiq±mah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di
dunia karena ia tekun dan ulet.
c.
Orang yang istiq±mah dan selalu sabar serta mendirikan £alat akan
selalu dilindungi oleh Allah swt.
3. Perilaku Istiq±mah dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku
istiq±mah dapat diwujudkan melalui kegiatan:
a.
selalu menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya dalam keadaan
apa pun dan di mana pun;
b.
melaksanakan £alat tepat pada waktunya;
c.
belajar terus-menerus hingga paham;
d.
selalu menaati peraturan, baik yang ada di rumah, sekolah, maupun di
masyarakat;
e.
selalu menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa
dipaksa atau dibebani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar